Postingan

LEMBAYUNG DI ATAS SABUGA

Gambar
Sore ini, seperti sore kemarin Jalanan Bandung tak juga dingin Angkuh dalam diam yang tak biasa Melecut gerak helaan manusia Terawang pikir dalam ombak kehidupan Menjemput siapapun dalam lamunan Barisan asa menyergap dalam dekapan Menunggu waktu terkepal genggaman Hari berlari demi satu harapan Diam menjadi arti tertinggal Kemana harus menyusur tegalan Lembayung di atas Sabuga ... Lembayung di atas Sabuga Keindahan yang tidak terkira Seperti sore itu tengadah raga Ya Tuhan ... Mengapa .. Kehidupan Taman Sari mulai sepi Burung ke sarang hilangkan penat diri Lampu malam telah menggantikan Begitulah kehidupan harus berjalan Sore ini kembali kutelusuri Bongkah dan karat kehidupan Menuju titik yang tidak kumengerti Sampai kapan deraian air tak berhujan Lembayung di atas Sabuga Damai indahmu mematri diriku ... Bandung, Awal Mei 2005

PANCASONA WISATA PUNCLUT

Gambar
Pemandangan dari Punclut di Pagi Hari Sumber : foto Said Fariz Hibban "Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum" M.A.W. Brouwer    PUNCLUT , Puncak Ciumbuleuit Utara, demikian nama yang dikenal warga Kota Bandung. Satu tempat di bagian Utara Bandung, termasuk wilayah administrasi Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap. Luas Kawasan Punclut Kota Bandung adalah sekitar 268 ha, dengan topografi bergelombang dan berbukit, terletak pada ketinggian ± 800 m s/d 1.000 m dpl. Punclut, sekarang lebih dikenal karena hebohnya perebutan tatanan daerah itu, dan lebih bernuansa politis. Padahal Punclut merupakan daerah potensial dilihat dari fungsi ekologis, maupun sosial ekonominya. Terlihat di setiap hari libur atau di hari Minggu penuh diserbu ribuan warga Kota Bandung. Menurut sejarahnya, konon tanah punclut adalah bekas perkebunan teh warisan jaman kolonial dahulunya. Kemudian sebagai tanah erpacht tersebut telah beberapa kali ganti status kepemilikan. Dari tanah negara, ke...

The Monkey After Passed School

Gambar
Dibanyak kesempatan dan terutama di persimpangan jalan yang ramai di kota Bandung saat ini banyak sekali pertunjukan. Banyak terlihat pemandangan Circus jalanan dengan melibatkan monyet sebagai pemeran utamanya.  Orang lebih mengenalnya sebagai topeng Monyet, ya... Sarimin pergi ke pasar begitulah orang sudah terbiasa latah.  Yang menjadi perhatian saya adalah, dahulu kita menganggap langka untuk melihat dan menonton pertunjukan tersebut.  Karena memang pertunjukan tersebut hanya dilakukan oleh mereka sambil berkeliling. Berpindah tempat, sehingga kita menjadi terhibur kala ada pertunjukan yang mampir di sekitar tempat tinggal kita. Sekarang pertunjukan tersebut banyak ditemukan di setiap perempatan jalanan di kota Bandung, entah di kota lainnya.  Bukan hanya di tempat tersebut, di tanjakan Jatinangor menuju Sumedang pun tak luput dari pertunjukan serupa. Memanfaatkan situasi jalanan yang macet, dan di antara antrean mobil tersebut mereka mempertontonkan keboleha...

Children on the street

Gambar
Peduli kemanusiaan... Itu adalah hal yang baik, dan memang kalau kita perhatikan ternyata semakin hari jalanan di berbagai kota bukannya berkurang dari aktivitas anak anak, malah semakin bertambah.  Berbagai aktivitas yang dilakukan, baik itu mengamen dengan hanya diiringi tepuk tangan, kecrekan dari tutup botol, bahkan ada yang cukup simpatik dengan permainan biolanya.  Belum lagi aktifitas lain seperti menjadi rekan sekerja dari pemain akrobat yang sekarang menggejala, yakni topeng monyet.  Kemacetan di jalanan telah  menjadi inspirasi bagi berbagai kalangan untuk mengais rezeki.  Pengguna jalan, memberikan sekedar uang dari yang iklas ingin membantu, ketakutan karena khawatir dijailin, atau bahkan memberikan tanpa perasaan karena sudah tersedia recehan di dashboard mobil Anda. Bagaimana jika Kita perhatikan dengan robot robot cilik yang sekarang tengah menjadi trend dalam penggalangan dana dari berbagai kalangan, baik dari Yayasan atau pun Komunitas Pedul...

Keep Smiling...

Gambar
Hari ini tanggal 10 Oktober 2012, dimana pada tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Se Dunia.  Tidak banyak yang mengetahuinya mungkin, jangankan yang se dunia, saat ini peringatan hari besar Nasional pun sudah banyak terlupakan (bukan melupakan).  Nah ini juga adalah bagian dari stress, karena berbagai persoalan yang ada, dari mulai dapur masing masing hingga ke persoalan politik dalam negeri yang semrawut. Di perparah dengan kacaunya tatanan berbangsa dan bernegara, dimana antar Institusi saling serang. Korupsi demikian menggurita, tidak malu lagi tampil wajah sebagai Koruptor.  Dengan dalih rasa kemanusiaan, meminta belas kasih dari berbagai Kom Nas.  Harusnya diberlakukan juga azas pembuktian terbalik, yaitu bahwa mereka saat melakukan tindakan yang menyimpang sama sekali tidak mengingat berapa juta masyarakat yang di dzolimi!!!. Tetapi, mengapa saat mereka telah di Bui (proses tahanan/sidang) selalu meminta belas kasih pada Hakim juga Komn...

Safety Or Sustainable?

Gambar
Saat ini banyak hal yang menjadi pertentangan, atau menjadi hal yang dilematis antara Kelestarian disatu sisi dengan perkembangan pembangunan di sisi lainnya.  Misalnya dengan memperhatikan adanya Pohon yang tetap dibiarkan walau itu cukup menggangu karena memakan badan jalan hampir satu meter.  Bukan kah ini juga membahayakan bagi keselamatan pengguna jalan raya? kalau sudah demikian sisi mana yang akan anda lakukan? Pohon yang Berada di badan Jalan Margacinta Kota Bandung, ada sekitar 6 pohon yang mirip keadaannya, dan tampaknya cukup mengganggu pengguna Jalan. Mari kita berdayakan pikiran kita, Kelestarian atau Keselamatan?

PINANG YANG MALANG

Akulah yang menangis disaat orang-orang sedang bersuka ria, suka ria pesta kemerdekaan. Bukannya aku A nasionalis. Tapi aku sedang menjalankan pengorbanan berupa ibadahku terakhir sebagai batang Panjat Pinang. Saat sekarang jutaan kawanku se Indonesia tengah dipajang di tengah lapang, menjadi tontonan segenap warga dalam suka rianya. Semua berteriak suka ceria ... Merdeeekaaa. Seminggu kemudian aku menjadi batang yang ditinggalkan. Tidak ada lagi yang peduli ditinggal dalam kesendirian. Padahal saat menjelang tujuh belasan, berlomba orang mendapatkan batangku. Mereka rela menukar tubuhku hingga empat ratus ribu rupiah. Harga ku semakin mahal karena banyaknya permintaan, sementara untuk mendapatkanku kian sulit. Semakin tahun gegap gempita pesta raya merdeka selalu semarak, tetapi semakin tahun kawan-kawanku semakin langka. Berapa tahun lagi Pesta merdeka bangsa ini masih ada dengan kehadiran tubuhku si pohon Pinang? Entah siapa yang memulai keriaan dengan acar...